Tuesday, October 22, 2013

Kipas Angin Darurat




Udara Jakarta malam itu terasa lembab dan panas, sehingga tubuhku berkeringat. Aku sudah mulai berbaring untuk beristirahat di peraduanku. Aku sudah memasang kipas angin di kamarku untuk sekedar mengurangi panas yang menyengat. 


Tapi tiba2 “pet!” listrik mati. Udara memanas tanpa ampun sehingga keringatku pun membanjir. Aku mencari map tebal dan mulai berkipas-kipas. Tak tahan dengan hawa panas, aku menuju teras depan. Kulihat tetanggaku di seberang jalan sedang menenangkan anaknya yang kepanasan. Anak kecil itu rupanya baru mengalami panasnya rumah tanpa AC, sehingga dia menangis. Akhirnya ayahnya membawa anaknya ke dalam mobil, menyalakan mesin dan AC-nya.


Aku kembali ke kamarku, dan menyalakan lampu minyak, lalu mencari kipas angin kecil bekas komputer. Aku berniat menyalakannya karena kebetulan aku mempunyai aki mobil bekas. Dengan kabel seadanya, dua buah kipas angin kecil itu akhirnya menghembusi wajahku yang kepanasan di tempat tidur.


Nah, itulah kisah sehari-hari di kota berudara panas seperti Jakarta, Semarang atau Surabaya. Aliran listriknya, seperti kota-kota lain di Indonesia, begitu doyan byar-pet atau sering mengalami pemadaman listrik. Aku tergolek di tempat tidurku sambil berpikir, bagaimana caranya mengatasi hal  ini yang sewaktu-waktu pasti terjadi.


Keesokan harinya aku mulai merancang alat otomatis yang dapat langsung menyambungkan aki ke kipas angin begitu listrik mati, agar tidurku tidak terganggu. Bila listrik sudah menyala kembali, tentu aki itu harus diisi kembali oleh sebuah charger. 

Aku pergi ke pusat penjualan alat-alat elektronik, guna mencari kipas angin yang dapat dijalankan dengan tegangan 12Volt dari aki. Tapi ternyata tak ada yang menjual kipas angin seperti itu. Kipas angin mini bekas komputer memang aku punya, tapi tentu  saja anginnya kurang karena kipasnya yang kecil hanya dimaksudkan untuk menghembusi Power Supply pada komputer.


Akhirnya aku memutuskan untuk menambahkan inverter yang dapat menaikkan tegangan aki dari 12V menjadi 220V supaya dapat menjalankan kipas angin listrik biasa.

Dengan demikian, ide rancanganku itu dapat diuraikan seperti pada gambar. Cara kerjanya adalah sebagai berikut :

  • Lihat gambar. Bila tegangan PLN normal, maka kontak relay 1,4 tersambung ke 2,5 menghubungkan kipas angin ke jala2 220V. Kipas angin dapat dinyalakan untuk mendinginkan udara di kamar. Sedangkan kontak relay 7,10 tersambung ke 8,11 menghubungkan aki ke charger. Jadi pada keadaan normal, charger yang terhubung ke jala-jala PLN mengisi aki supaya selalu siap menghadapi listrik mati. 
  • Bila listrik PLN mati, maka kontak relay 7,10 tersambung ke 9,12 menghubungkan aki ke inverter. Sedangkan kontak relay 1,4 tersambung ke 3,6 menghubungkan kipas angin ke inverter. Maka kipas angin menyala dan tetap mendinginkan udara di kamar.








Bila anda berminat memasang sendiri Kipas Angin Darurat di  rumah anda, dan memerlukan keterangan yang lebih terperinci, dengan senang hati akan berikan secara gratis. 

Bila anda tidak mau repot dan memerlukan jasa dari saya untuk memasangnya juga boleh. 

Tanggal 11 Juli 2014, Franky Permana dari Palembang telah menghubungi saya via e-mail, untuk meminta keterangan lebih mendetail tentang pembuatan alat ini.



Saya telah membuat rangkaiannya seperti pada gambar di atas. Tadinya saya bermaksud untuk membuat gambar 3 dimensi alat ini dalam keadaan terurai, lengkap dengan kabel-kabel penghubungnya supaya menjadi jelas untuk Franky dan anda sekalian. 

Walaupun rangkaiannya sangat sederhana, ternyata membuat gambar 3 dimensinya tidak semudah yang saya bayangkan. Trafo misalnya, bila ditampilkan dari depan, maka terminal-terminal yang ada di belakang tidak akan terlihat. Sebaliknya, bila dari belakang, maka terminal depan yang tertutup.


Karena itu saya memutuskan untuk membuat gambar rangkaian yang standar, yang dapat dimengerti di seluruh dunia. Untuk itu saya berharap agar anda mempelajari cara membaca skema elektronik agar dapat memahami gambar 2 dimensi trafo, diode, relay dan lain-lain. 

Catatan : 1. Battery Charger 12V saya buat yang paling sederhana, yaitu dengan Catu Daya berbahan trafo 5A 2x12V, dan 2 buah dioda 3 Ampere D1 dan D2. Baterai yang kita perlukan adalah baterai kering yang dapat diisi (Rechargerable Battery), bertegangan kerja 12V dan berkapasitas 16AH (Ampere Hour). 
2. Idealnya, baterai 16AH akan penuh bila diisi arus-isi 1.6Ampere selama 14 jam. Bila baterai diisi terus menerus dengan arus-isi nominal melebihi 14 jam maka akan terjadi "Over Charge" yang akan memperpendek umur baterai bahkan merusakkannya.
3. Saya menganjurkan kepada anda untuk menetapkan arus isi sebesar 1 Ampere saja, supaya waktu pengisiannya lebih panjang, jadi kita tidak usah terlalu sering mematikan Charger. Untuk mengurangi arus isi, anda dapat menambah dioda D3 dengan D4, D5 dan seterusnya. Setiap penambahan dioda akan mengurangi tegangan Catu Daya sebesar 0.6Volt dan dengan demikian juga arus isinya akan berkurang secara proporsional.
4. Battery Charger yang termuat di sini, bukanlah jenis yang otomatis. Kita harus mematikan setelah cukup lama dioperasikan untuk mengisi baterai atau bila baterai sudah penuh. Tentunya ini juga bergantung kepada berapa seringnya pemadaman listrik yang dilakukan PLN di daerah kediaman anda. Saya rasa artikel yang saya buat ini cukuplah untuk membangkitkan minat anda mempelajari elektronika. Kelak bila anda sudah mahir, tentunya anda dapat mulai memikirkan, bagaimana caranya membuat Battery Charger yang otomatis, yaitu bekerja ketika baterai perlu diisi, dan mati bila baterai sudah terisi penuh.
5. Pengisi Baterai yang otomatis harus mendeteksi adanya penurunan pada tegangan baterai dan besarnya muatan baterai saat itu. Yang pertama mudah untuk diimplementasikan, tetapi yang kedua jauh lebih sulit. Tegangan baterai sebesar 13.8Volt misalnya menunjukkan bahwa baterai terisi, tapi berapa persen penuhnya tidak mudah untuk diketahui.
6. Pada gambar saya sertakan Tampak Bawah Relay MY-4 yang kita pakai di sini, beserta nomor-nomor terminalnya (pin-out) untuk memudahkan penyambungannya. Relay sebaiknya dipasang pada soket, kemudian kabel-kabel kita pasangkan ke terminal soket yang mempunyai nomor-nomor terminal yang sama.
7. Ph dan N adalah terminal untuk tegangan jala-jala PLN 220 untuk kabel Phasa dan kabel Netral. Perhatikanlah baik-baik keamanannya agar tidak terjadi schock atau sengatan listrik. 
8. Battery Charger dan Inverter harus dalam keadaan Ready atau dinyalakan sakelar On-Off-nya.
9. Bila anda masih pemula, jangan malu untuk bertanya. Jangan menganggap enteng pengerjaan koneksi listrik. Kesalahan yang kecil saja dapat membuat alat ini tidak bekerja sama sekali atau bahkan terjadi hubung singkat (kortsluit) yang berbahaya.

Silahkan menghubungi saya bila anda perlu bertanya. Bung Franky telah menghubungi saya via e-mail, tetapi saya lebih senang bila kita langsung saja berdiskusi di blog saya ini, supaya lebih bermanfaat bagi pembaca lainnya. Terima kasih. Silahkan mengisinya dalam Komentar Anda.


Jusman Sulaiman

Alamat : Jl. Jrobang Indah No. 25

Banyumanik, Semarang 50261

Nomor HP : 088806477579

Alamat e-mail : jusmansulaiman@yahoo.com


No comments:

Post a Comment